Jumat, 22 Februari 2013

Penyebab infeksi gigi


http://www.jadigitu.com/2012/10/faktor-penyebab-infeksi-pada-gigi.html
Gigi yang berlubang dan berwarna kehitaman tentu dapat mengganggu kepercayaan diri Anda. Sayangnya hal ini tidak dapat diatasi dengan mudah, sehingga Anda perlu memperhatikan alasan dibalik infeksi yang menyebabkan kerusakan gigi.

Gigi yang rusak biasanya disebabkan oleh karies gigi, yaitu sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Menurut Centers for Disease Control, 19 persen dari orang antara usia 2 dan 19 tahun mengembangkan gigi berlubang yang tidak diobati.

Padahal jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, gigi tanggal, infeksi, berbagai kasus berbahaya lainnya, dan bahkan kematian.

Berikut 5 faktor yang dapat menyebabkan karies gigi, seperti dilansir howstuffworks, Rabu (24/10/2012) antara lain:

1. Usia
Studi terbaru yang dilakukan oleh ilmuwan dari University of Illinois menemukan bahwa air liur bayi mengandung sejumlah bakteri yang dapat menyebabkan karies gigi pada balita. Sehingga perawatan gigi harus diperkenalkan sejak usia 19 bulan, tetapi penelitian ini menegaskan bahwa perawatan gigi harus dimulai sejak belum tumbuh gigi.

Orang dewasa juga dapat mengembangkan karies gigi karena beberapa alasan, diantaranya mengembangkan penyakit gusi yang mengekspos gigi terhadap bakteri. Faktor risiko yang lebih umum pada orang dewasa adalah kurangnya air liur, yang berisi cairan penetralisir asam dan membantu membersihkan sisa-sisa makanan.

Konsumsi obat seperti penurun tekanan darah tinggi dan obat untuk masalah jantung dapat mengurangi aliran air liur. Sikatlah gigi secara teratur dan batasi konsumsi minuman bersoda karena mengandung pemanis dalam jumlah tinggi yang berisiko terhadap karies gigi.

2. Genetika
Genetika memiliki pengaruh penting terhadap setiap perkembangan fisiologis alami manusia. Gen tidak hanya dapat menentukan warna rambut dan tinggi tubuh tetapi juga nertanggung jawab pada kondisi gigi.

Kekerasan enamel gigi juga dipengaruhi oleh faktor genetika, sehingga seberapa keras usaha untuk menjaga kesehatan gigi, berbeda dari orang ke orang. Penyakit periodontal yang disebut penyakit gusi, juga telah dikaitkan dengan genetika.

Penyakit gusi tersebut dapat menyebabkan kerusakan serius pada jaringan dan tulang dari mulut sehingga mengakibatkan infeksi parah dan kehilangan gigi.

Tentu saja, gen bukanlah satu-satunya faktor yang memicu penyakit gusi. Gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok juga dapat memicu peradangan pada gusi dan menyebabkan kerusakan sel dan jaringan.

3. Kebiasaan menggosok gigi
American Academy of Pediatric Dentistry merekomendasikan bahwa seorang anak harus memulai menjaga kebersihan mulut jauh sebelum tumbuh gigi. Bau mulut, noda pada gigi, atau gigi berlubang disebabkan karena perawatan mulut yang buruk sejak balita.

Ajari anak menyikat gigi setiap 30 menit setelah selesai makan atau setidaknya 2 kali sehari. Kunjungi dokter gigi untuk memperoleh saran perawatan gigi yang tepat untuk anak Anda.

15 Gejala terinfeksi HIV


http://www.jadigitu.com/2012/10/15-gejala-terinveksi-hiv.html
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus penyebab infeksi mematikan karena memperlemah sistem kekebalan tubuh manusia. Gejala infeksi virus HIV umumnya sulit dibedakan dengan infeksi lain dan mungkin akan terlambat didiagnosa.

Infeksi HIV ditularkan oleh cairan yang mengandung virus HIV seperti darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Dalam satu atau dua bulan setelah virus HIV memasuki tubuh, 40 sampai 90 persen orang hanya akan mengalami gejala seperti flu yang dikenal sebagai sindrom retroviral akut (Acute Retroviral Syndrome/ARS).

Tapi kadang-kadang gejala HIV tidak muncul selama beberapa tahun dan bahkan hingga satu dekade setelah infeksi. Berikut adalah 15 gejala infeksi HIV, seperti dilansir health, Selasa (23/10/2012) antara lain:

1. Demam
Salah satu tanda pertama ARS adalah demam ringan yang disertai dengan gejala lainnya seperti kelelahan, pembengkakan kelenjar getah bening, dan sakit tenggorokan. Pada kondisi ini, virus telah masuk ke aliran darah dan jumlahnya berlipat ganda, sehingga tubuh mengalami demam sebagai reaksi inflamasi oleh sistem kekebalan tubuh.

2. Kelelahan
Respon inflamasi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh juga dapat membuat Anda merasa lelah dan lesu. Aktivitas tubuh yang ringan telah dapat menyebabkan kelelahan yang cukup ekstrim.

3. Nyeri otot dan sendi, serta pembengkakan kelenjar getah bening
Seseorang kurang mewaspadai gejala HIV karena mirip dengan infeksi virus lain, seperti sifilis atau hepatitis. Gejala yang sama dengan penyakit lain, termasuk nyeri pada persendian dan otot-otot serta pembengkakan kelenjar getah bening.

Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh dan cenderung menyebabkan peradangan ketika ada infeksi. Pembangkakan kelenjar getah bening biasanya terjadi pada pangkal paha, leher, dan ketiak.

4. Sakit tenggorokan dan sakit kepala
HIV juga dapat menyebabkan gejala seperti sakit tenggorokan dan sakit kepala.

5. Ruam
Munculnya ruam pada kulit dapat terjadi ketika tahap awal HIV atau mungkin muncul ketika telah parah. Ruam merah muda dapat muncul pada batang tubuh dan menyerupai bisul. Jika muncul ruam yang sulit diobati, Anda perlu melakukan tes HIV.

6. Mual, muntah, diare
Sekitar 30 sampai 60 persen pengidap HIV mengembangkan mual, muntah, atau diare jangka pendek. Gejala ini juga bisa muncul sebagai akibat dari terapi pengobatan.

7. Penurunan berat badan drastis
Penurunan berat badan adalah tanda bahwa penyakit telah berkembang ke tahap yang sedikit lebih parah dan bisa sebagian disebabkan karena diare berat. Jika Anda sudah kehilangan berat badan, itu berarti sistem kekebalan tubuh biasanya hampir habis.